Menjadi Seorang Pendoa di Samosir

Ilustrasi
Sitanggang Pos - Samosir

Pendoa adalah sebuah kata dengan pengertian memanjatkan doa kepada "SESUATU" untuk meminta sesuatu. Doa bisa saja dilakukan kepada "siapapun" yang dianggap memiliki kuasa. Namun saat ini, saya merujuk kepada seorang kristen yang taat, yaitu berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Penebus.

Dalam dunia fana ini, banyak orang berdoa seolah menjadi pendoa yang benar. Doa yang begitu panjang dirangkai dengan kalimat yang "aduhai" mirip bak seorang penjilat. Hal ini terbukti dari kehidupan sehari-harinya (sang pendoa - red) yang jauh dari kenyataan.

"Ampuni kami bapa sebagaimana kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami," adalah sebuah permohonan yang kerap dikumandangkan dalam doa. Namun faktanya dendam dan pembalasan selalu melekat dalam diri. Inikah yang disebut dengan pendoa yang benar?

Menjadi seorang pendoa yang tulus adalah sangat sulit. Bahkan seorang pendoa harus sanggup mendoakan musuhnya.

"Jikalau aku harus membunuhnya, maka kehendakMu lah yang jadi, bukan kehendakku. Aku sudah memaafkannya, namun perang ini harus terjadi Tuhanku," kata seorang Panglima perang dari negeri China. 

Sang Panglima berungkali meminta agar musuhnya berdamai namun tak diindahkan. Akhirnya, pertempuran pun terjadi. Sang Musuh dibabat habis. Air mata berlinang. Sebuah pertempuran yang berakhir tanpa hasil. Hanya karena "keangkuhan".

Saudaraku, banyak kita temui sang pendoa saat ini. Banyak kita melihat orang-orang yang berdoa "marbiloak" namun hasilnya nihil. Semuanya memang sudah tersurat. Maka jadikanlah imanmu sebagai gadah dan tongkat, supaya kamu dipenuhi oleh Roh Kudus, sebab hanya Ia yang mampu melalukan kehendak Tuhan.

Doa panjang dan manis bukan jaminan. Namun hati menyanyat menyesal dan tangis yang perlu bagi Tuhan. Penyesalan mendalam bukan retorika yang perlu, sebab sebelum kita berdoa, Tuhan sudah tahu apa yang akan kita minta.

Banyak yang mengklaim, bahwa doa akan berjalan sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. "Lihatlah, aku begini, anak-anakku sukses, lihatlah semua terlihat baik. Itu karena doaku benar," kata seseorang yang merasa doanya benar.

Namun, kita pun harus tahu, bahwa Nabi Ayub merupakan sosok pendoa dan pemilik iman yang luar biasa. Adakah yang sanggup seperti beliau saat ini?? 

Sang Pendoa yang baik akan selalu bersyukur. Selalu bersyukur dan memuji Tuhan, meski dalam kondisi terpuruk. Jika kita sukses dan bersyukur, apakah kelebihan kita??

Salam hangat, Sang Pendoa Yang Kadang Diterima Tuhan tanpa "Unek-Unek".
Lebih baru Lebih lama