Jakarta - Virus Zika yang kini menjadi perhatian dunia ternyata dapat bertahan lebih lama dalam urine manusia. Hal itu telah dibuktikan pihak Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat dalam penelitiannya, sehingga menjadi rekomendasi dalam menangani pasien yang terkena virus zika.
Dalam penelitiannya, tes dilakukan selama 14 hari ketika pasien pertama kali terjangkit virus zika dengan gejala demam tinggi, dan nyeri pada tubuh.
"Data yang kami punya menyebutkan jumlah viru lebih banyak pada sampel urine pasien, dan ditemukan bahwa virus tersebut lebih lama hidup dalam urine daripada dalam darah" tulis DCD dikutip dari Reuters, Kamis (12/5/2016).
DCD menilai, dalam melakukan pemeriksaan pasien yang terjangkit virus zika ada baiknya dilakukan dengan pemeriksaantes urine dan tes darah dalam kurun waktu satu minggu.
World Health Organization (WHO) dalam laporannya, supaya negara-negara eropa tetap waspada. Hal itu karena wilayah eropa akan memasuki masa musim panas, sehingga nyamuk akan berkembang dengan cepat.
"Nyamuk Aedes yang kita ketahui sebgai penyebar pada suhu panas mampu berkembang baik dan menyebarkan virus," kata Asisten Direktur Umum WHO Marie-Paule Kieny.
Sementara itu, dalam penemuan baru, virus zika juga berbahaya bagi orang dewasa selain sangat berbahaya bagi bayi.