![]() |
Ilustrasi Rudal |
SITANGGANG.net
Ketegangan antara Negara India dengan Pakistan semakin meningkat. Sebelumnya, India mengancam akan menyerang Pakistan setelah insiden penembakan di Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 26 turis.
New Delhi menuduh Pakistan merupakan penyokong milisi The Resistance Front (TRF) yang merupakan pelaku penembakan tersebut.
Selanjutnya India pun menyiapkan armada laut mereka dengan melakukan uji coba peluncuran rudal hipersonik Brahmos dari kapal-kapal perang di Laut Arab.
Sepertinya Pakistan tak mau kalah gertak. Negara itu juga melakukan latihan meluncurkan rudal-rudal strategis usai uji coba rudal-rudal India.
Menanggapi hal itu, pengamat militer dari New Delhi, Sushant Sareen, memperingatkan bahwa kedua negara akan sangat rentan jika eskalasi meningkat dan India maupun Pakistan saling menghujani rudal.
"Ini sangat kritis bahwa publik bersiap akan ada biaya dan risiko besar yang mengiringi tindakan nyata. Jika rudal akan menghujani kota satu sama lain, jika Islamabad dan Lahore rentan, maka New Delhi pun rentan," tutur Sareen seperti dikutip dari NDTV.
Ia kemudian mempertanyakan posisi Rusia sebagai negara mitra India jika New Delhi pada akhirnya berhadapan dengan China.
"Rusia tidak pernah benar-benar berada di pihak kita. Kebijakan luar negeri kita dipertanyakan bahwa selama ini kita mengelu-elukan 'Rusia, Rusia, Rusia.' Jika suatu saat kita bermusuhan dengan China, apakah Rusia akan mendukung kita? Ada sekelompok lainnya yang mengatakan 'iya'," ujar Sareen.
"Pertanyaan saya adalah, jika mereka tidak mendukung kita terkait masalah Pakistan, apakah mereka mendukung kita dalam masalah China?" katanya bertanya.