Jawaban dari Kondisi Ketidakberdayaan

Ilustrasi

SITANGGANG.net

Pernahkah mengalami atau melihat orang yang tidak sanggup lagi mengungkapkan permohonan karena amat menderita dan tertekan karena kesulitan hidup? Saya pernah mengalaminya. Saya tidak tahu lagi berkata apa-apa saat mengalami suatu kejadian. 

Diam, tertunduk dengan tatapan kosong begitulah yang muncul dalam diri saya. Kalau penderitaan amat menekan, tidak sanggup lagi meminta pertolongan. Bukan karena tidak butuh. Sebaliknya, benar-benar butuh. Tetapi, situasi tertekan membuat tidak sanggup mengatakan dan melakukan apa-apa. Diam dan bahasa tubuh saja yang ada. 

Dalam Injil hari ini dikisahkan bahwa seorang wanita yang sudah 18 tahun dirasuki roh. Angka 18 menunjuk pada lamanya wanita itu sudah menderita. Punggungnya sampai bungkuk, bukan karena tua, melainkan karena roh itu melumpuhkannya. 

Pastilah roh ini adalah roh yang jahat, mengikat, melumpuhkan dan menyesakkan. Ia tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Tidak bisa lagi wanita itu bernyanyi sambil bertepuk tangan, putar kiri putar kanan, angkat tangan serta jingkrak-jingkrak. 

Intinya, wanita itu tidak sanggup lagi mengungkapkan permohonan dengan kata-kata kepada Yesus. Tidak sanggup lagi merangkai kata yang puitis sebagai doa kepada Tuhan. Ia hanya bisa hadir di rumah ibadat. Amat sederhana, tetapi Tuhan melihat, menyapa dan menyembuhkannya. Wanita itu hadir di situ dan ia mengalami kesembuhan. 

Tuhan mengenalnya lebih dari pengenalan manusia. Barangkali ada orang yang enggan dan dengan sejuta alasan menolak untuk berjumpa dengan Tuhan. Entah alasan yang dibuat-buat, misalnya nggak ke Gereja karena Covid, padahal sebelum Covid pun memang nggak pernah ke Gereja. 

Bukan mau melihat gereja maksud saya, melainkan menata diri dengan membuat ritual yang membuat perjumpaan dengan Tuhan. Macam-macam alasan. Begitu pula untuk membangun kehidupan bersama yang baik, misalnya untuk vaksin dan menjaga protokol kesehatan. Banyak alasan untuk tidak mengikuti ajakan itu. 

Yang begitu perlu disembuhkan. Jangan-jangan sudah terlalu kuat roh yang tidak baik menekan dirinya. Jangan Takut duduk saja pun di rumah ibadat yang maksudnya tidak hanya gereja, tetapi di rumah atau dimana pun kalau berjumpa dengan Tuhan, yang begitu dapat sembuh. Marilah kita berdoa: "Tuhan, sembuhkan kami agar bebas dari roh yang melumpuhkan".

(Pastor Walden Sitanggang, OFMCap)
Lebih baru Lebih lama